BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 14 Desember 2010

Melibas Tikungan ala Pembalap

PERNAKAH Anda memerhatikan posisi pengendara balap motor Grand Prix saat menyisir tikungan tajam? Dari cara mereka "menekuk" tikungan, jelas sekali bahwa pengendara berupaya agar posisi kepala cenderung tegak lurus dan vertikal, baik saat melibas tikungan ke kiri maupun ke kanan.

Atraksi seperti tadi memang sangat elok dinikmati. Apalagi, jika memerhatikan posisi pengendara yang "bergelayutan" di sisi sepeda motor dengan lutut yang menyentuh aspal, hmm...keren. Padahal, mereka melakukan hal itu bukan untuk 'keren-kerenan", melainkan posisi itulah yang paling tepat dan aman untuk "menekuk" tikungan tajam pada kecepatan tinggi.


http://www.youtube.com/watch?v=bUGT7DAd_dA&feature=player_embedded


Setelah mengetahui hal itu, tak ada salahnya kita sedikit mencuri ilmu mereka dalam mengendarai sepeda motor untuk keperluan sehari-hari dengan satu tujuan, aman dan nyaman. Mengapa posisi kepala para pembalap itu selalu nyaris vertikal saat menikung?

Jawabannya sederhana, keseimbangan. Karena saat mengendarai sepeda motor, mata sebagai alat sensor utama adalah organ yang paling memengaruhi kerja otak kecil yang berfungsi menjaga keseimbangan.

Dengan menjaga posisi kepala selalu tegak, beban kerja otak akan berkurang karena mata akan memproyeksikan gambar jalanan tampak horizontal yang membuat otak kecil menerjemahkan sinyal tersebut dengan mudah.

Walaupun posisi kepala tak akan bisa tegak 100% saat melibas tikungan tajam, setidaknya pemandangan jalan yang horizontal akan terproyeksi dalam batas kemiringan pandangan mata yang masih bisa ditoleransi oleh otak.

Jika kepala pengendara mengikuti sudut kemiringan sepeda motor, mata akan memproyeksikan gerakan jalanan yang sulit diterjemahkan oleh otak karena dianggap sebagai gerakan yang tidak lazim. Bahayanya jika dalam posisi itu kemudian arah jalan berbelok ke arah berlawanan, pandangan di depan akan ditangkap oleh otak sebagai gambar yang berputar nyaris 90 derajat sehingga otak akan kehilangan orientasi. Efeknya, selain kepala akan terasa pusing, kondisi seperti itu mampu mengganggu respons tubuh terhadap keseimbangan.

Jika respons tubuh kita mampu mengantisipasi kondisi seperti itu, mungkin arah sepeda motor masih dapat dikendalikan dan selebihnya tinggal tunggu nasib yang berbicara. Akan tetapi, jika kondisi tadi dilakukan pada kecepatan tinggi, respons yang terlalu cepat akibat terkejut akan memengaruhi keseimbangan karena gerakan yang berlebihan. Beda ketika kita melakukan manuver itu dengan posisi yang benar yang membuat otak kita bekerja efisien dan tentunya sangat berpengaruh langsung pada daya, stamina serta konsentrasi.


Untuk membuktikannya, silakan kendarai sepeda motor Anda dengan manuver-manuver tikungan mendadak pada kecepatan tinggi membentuk huruf 'S' (di tempat yang aman tentunya).

http://www.youtube.com/watch?v=DARsTJkqBXs&feature=player_embedded

Coba ikuti gaya para pembalap dengan menjaga posisi kepala tetap tegak. Lalu ulangi dengan membiarkan posisi kepala Anda mengikuti sudut kemiringan sepeda motor (untuk yang kedua, kami sarankan agar berhati-hati). Bedakan rasanya dan cara yang mana menurut Anda yang paling aman dan nyaman?

Pada balap Supermoto atau MotoX para pembalapnya menurunkan satu kaki saat melibas sebuah tikungan.Teknik ini di lakukan untuk memindahkan pusat massa ( Centre of Gravity) menjauh dari bodi motor,lebih ke depan dan mendekatkannya ke arah tikungan. Lalu apakah teknik ini yang di adopsi para rider MotoGP ? Tentu tidak! Rider Supermoto atau MotoCross melakukannya selama menikung sedangkan rider MotoGP hanya menurunkan satu kakinya saat akan menikung.

Teknik menikung di arena dirtbike berbeda dengan teknik di arena road race macam MotoGP,GP250,GP125,Superbike dan lain lain. Menurut teori teknik balap road race,kaki di usahakan mengapit ke bodi motor. Dengan mengapit erat ke motor maka titik pusat massa pembalap berada dekat dengan titik pusat motor.Ketika melakukan braking atau hard braking pembebanan dari massa tubuh sang rider tidak akan terlalu terpusat ke tangan rider,sehingga kemudi menjadi netral dan terasa lebih ringan saat mengerem dan menikung.

Di era MotoGP 800cc, menaklukan tikungan dengan lebih cepat adalah salah satu kunci kemenangan. Mungkin, dengan menggabungkan teknik dirtbike dan road race seperti di atas dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Rossi.
The Doctor berkata ” Aku tak tahu kenapa aku mulai melakukannya hingga kini.Tapi akupun tak tahu kenapa mereka ( pembalap lain ) melakukannya juga “.

http://www.youtube.com/watch?v=Y7fn1XndE3o&feature=player_embedded

Rossi jagonya “Late Braking” itu sudah menjadi ciri khas dari riding stylenya.”Ketika aku menunggangi motor,aku tak pernah dengan sengaja melakukannya.Kadang ini hanyalah reaksi alamiku